Pada tanggal 4 hingga 5 Februari 2025, sebuah kegiatan penting yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan transparansi kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dilaksanakan di Hotel Hi Senen, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut adalah Bimbingan Teknis (Bimtek) mengenai Implementasi Sistem Merit Pelaporan Kinerja PNS/ASN bagi Kecamatan dan Kelurahan Berbasis E-Lapkin. Acara ini diikuti oleh berbagai perwakilan dari kecamatan dan kelurahan di wilayah Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan khususnya Kecamatan Lalembuu, yang bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman mengenai sistem pelaporan kinerja berbasis elektronik yang kini semakin menjadi kebutuhan di dunia pemerintahan modern.
Sistem Merit merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang profesional, efisien, dan akuntabel. Implementasi sistem ini bertujuan agar penilaian dan pengelolaan kinerja PNS/ASN dilakukan berdasarkan kompetensi dan pencapaian, bukan berdasarkan faktor-faktor lain yang tidak relevan. Sistem Merit juga menjadi landasan bagi transparansi dalam pengelolaan sumber daya manusia di sektor pemerintahan.
Dalam konteks pelayanan publik, penerapan sistem merit memungkinkan evaluasi kinerja ASN dilakukan secara objektif dan sesuai dengan tugas serta tanggung jawab yang diemban. Selain itu, sistem ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi ASN untuk bekerja lebih optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu cara untuk melaksanakan sistem merit ini adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi, yang memungkinkan pemantauan dan pelaporan kinerja ASN secara lebih transparan dan efisien.
Salah satu topik utama dalam Bimtek ini adalah implementasi E-Lapkin (Elektronik Laporan Kinerja) yang merupakan platform berbasis teknologi yang memfasilitasi pencatatan dan pelaporan kinerja ASN. E-Lapkin diharapkan menjadi solusi dalam mempermudah proses pelaporan dan evaluasi kinerja ASN di tingkat kecamatan dan kelurahan. Dengan sistem berbasis elektronik ini, data kinerja ASN dapat lebih terintegrasi, akurat, dan mudah diakses oleh pihak-pihak yang berwenang.
Melalui E-Lapkin, setiap kinerja ASN dapat dipantau secara real-time dan terukur, sehingga proses evaluasi menjadi lebih cepat dan lebih tepat sasaran. Hal ini tentu saja akan meningkatkan akuntabilitas kinerja ASN di tingkat kecamatan dan kelurahan, yang secara langsung berdampak pada kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Dengan E-Lapkin, data kinerja tidak hanya tercatat secara digital, tetapi juga dapat dianalisis untuk mengetahui tren dan pola yang dapat digunakan untuk perbaikan layanan di masa depan.
Bimtek ini memiliki manfaat yang sangat besar, terutama bagi pengelola pemerintahan di tingkat kecamatan dan kelurahan. Dengan adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem merit dan cara efektif menggunakan E-Lapkin, pengelolaan kinerja ASN di tingkat lokal diharapkan dapat menjadi lebih terstruktur dan berbasis data. Hal ini juga berperan penting dalam memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah setempat didasarkan pada informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, pelatihan ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman dan tantangan dalam menerapkan sistem merit dan pelaporan kinerja. Diskusi antara peserta, yang berasal dari berbagai wilayah kecamatan dan kelurahan, juga membantu dalam menemukan solusi bersama untuk mengatasi hambatan yang mungkin timbul dalam penerapan sistem ini.
Bimbingan Teknis mengenai Implementasi Sistem Merit Pelaporan Kinerja PNS/ASN bagi Kecamatan dan Kelurahan Berbasis E-Lapkin di Hotel Hi Senen Jakarta Pusat pada tanggal 4-5 Februari 2025 merupakan langkah penting dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih profesional dan akuntabel. Dengan penerapan sistem merit dan pemanfaatan E-Lapkin, diharapkan pelaporan dan evaluasi kinerja ASN dapat berjalan lebih efisien, transparan, dan objektif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Diharapkan melalui kegiatan ini, setiap peserta dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang didapatkan untuk memperbaiki kinerja ASN di wilayah masing-masing, serta memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan yang lebih baik di Indonesia.
Perencanaan dan pembangunan daerah memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dalam konteks tahun 2025, bimbingan teknis (bimtek) menjadi instrumen penting bagi pemerintah daerah untuk memastikan proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan sesuai dengan prioritas nasional maupun lokal.
Tujuan Bimbingan Teknis
Bimtek perencanaan dan pembangunan daerah bertujuan untuk:
Fokus Materi Bimbingan Teknis
1. Kebijakan Perencanaan 2025:
2. Metodologi Penyusunan Dokumen Perencanaan:
3. Integrasi Perencanaan dan Penganggaran:
4. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan:
Metode Pelaksanaan Bimbingan Teknis
Bimtek dilaksanakan melalui pendekatan berikut:
Harapan dari Pelaksanaan Bimtek
Dengan dilaksanakannya bimbingan teknis ini, diharapkan pemerintah daerah mampu:
Kesimpulan
Bimbingan teknis perencanaan dan pembangunan daerah pada tahun 2025 merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta partisipasi masyarakat, diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan sesuai visi Indonesia Emas 2045.
Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan adanya berbagai perubahan regulasi, teknologi, dan tantangan global, pemerintah daerah dituntut untuk terus meningkatkan kapasitasnya dalam mengelola anggaran secara transparan, akuntabel, dan efektif.
Tujuan Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis (bimtek) pengelolaan keuangan daerah tahun 2025 bertujuan untuk:
Materi yang Dibahas
1. Regulasi Terbaru
2. Perencanaan dan Penganggaran
3. Penerapan Teknologi Informasi
4. Penyusunan dan Pelaporan Keuangan
Peserta bimtek ini meliputi:
Metode Pelaksanaan
Manfaat yang Diharapkan
Setelah mengikuti bimbingan teknis ini, peserta diharapkan mampu:
Melalui bimbingan teknis ini, diharapkan pengelolaan keuangan daerah tahun 2025 dapat berjalan lebih baik, mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya "Penyusunan Laporan Tahunan Keuangan, Kelurahan dan Desa"
Solo Surakarta, 6 Desember 2024 – Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tema "Penyusunan Laporan Tahunan Keuangan, Kelurahan dan Desa" berhasil dilaksanakan pada 4 hingga 6 Desember 2024, bertempat di Sala View Hotel, Solo Surakarta. Acara ini diikuti oleh sekitar 20 peserta, yang terdiri dari perangkat desa dari lima desa di Kecamatan Sukamara, Kabupaten Sukamara, serta perangkat Kecamatan Sukamara.
Bimtek ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada perangkat desa dalam menyusun laporan tahunan keuangan yang akuntabel, transparan, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Kencana Bayuaji, S.E., CRMPA, CFAS, CITAP, CPFI, seorang ahli dalam bidang pengelolaan keuangan dan audit. Dalam sesi materi yang disampaikan, Kencana Bayuaji menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik di tingkat desa untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam penggunaan anggaran desa.
“Penyusunan laporan keuangan yang tepat adalah kunci untuk mewujudkan pengelolaan anggaran yang efisien dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan yang baik tidak hanya mencerminkan tata kelola yang baik, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada perangkat desa,” ujar Kencana Bayuaji.
Selama tiga hari penyelenggaraan, peserta diberikan pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan, mulai dari perencanaan anggaran, pencatatan transaksi keuangan, hingga penyusunan laporan tahunan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Para peserta juga diberikan pemahaman terkait tantangan yang sering dihadapi dalam proses tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu peserta dari Desa Sukamara menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan Bimtek ini, “Kegiatan ini sangat membantu kami untuk memahami bagaimana cara menyusun laporan keuangan dengan benar dan sesuai standar yang berlaku. Kami kini lebih siap untuk mengelola keuangan di desa kami dengan lebih transparan dan akuntabel.”
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi, yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman serta mendapatkan solusi atas berbagai permasalahan yang mereka hadapi dalam pengelolaan keuangan desa. Harapannya, setelah mengikuti Bimtek ini, perangkat desa di Kecamatan Sukamara dapat menyusun laporan keuangan yang lebih baik dan lebih profesional, sehingga mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan yang lebih transparan dan efektif di tingkat desa.
Bimtek ini juga menjadi langkah penting dalam memperkuat kapasitas perangkat desa dalam pengelolaan keuangan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sukamara.
Oleh
Kencana Bayuaji, S.E., CRMPA, CFAS, CITAP, CPFI
Capacity building atau pengembangan kapasitas adalah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok, atau organisasi dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku. Keberadaan dan keberlangsungan organisasi sangat didukung dengan adanya tiga pilar utama agar dapat berjalan dengan baik. Tiga pilar tersebut terdiri dari keberadaan SDM yang baik, sistem penataan organisasi yang baik, serta proses komunikasi yang biasanya dianggap sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari sisi kuantitas maupun kualitas dapat dilihat dari sisi knowledge, skill, dan attitude.
Kegiatan capacity building ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM dan tujuan-tujuan tim lainnya. SDM mempunyai kapasitas yang terus berkembang, proses dapat dilakukan mulai dari seleksi, pemberian lingkungan kerja yang memadai, serta pelatihan yang berkesinambungan dalam aspek-aspek penting, seperti yang diuraikan diatas. Seleksi tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika SDMnya tidak melakukan komunikasi yag baik untuk mencapai tujuan. aspek ilmu pengetahuan, keterampilan maupun perilaku melalui aktivitas yang menarik. Capacity Building tidak sama dengan pelatihan atau pendidikan tradisional yang hanya fokus pada transfer pengetahuan dan keterampilan.
Variasi dan kreatifitas kegiatan ini dilaksanakan selain pembekalan materi yaitu salah satunya motivasi, membangun keharmonisan komunikasi antara seluruh SDM yang ada di dalam sebuah organisasi misalanya customer service orientation, goal setting, inovasi dan creativity, paradigma shifting, communication, problem solver dan decision maker, entrepreneurship, soft skill, persepsi dan lain-lain. Variasi kegiatan in door dan out door games dan variasi olah kebersamaan team. Dan dalam rangka menjaga kesehatan fisik seluruh SDM agar tetap terjaga dengan baik sehingga lebih produktif dan lebih bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan bekerja. Ada kegiatan rafting atau arung jeram sebuah kegiatan mengarungi sungai yang berarus deras menggunakan perahu karet, kayak, atau kano. Olahraga arung jeram memberikan manfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Beberapa manfaatnya adalah menguatkan otot lengan, melatih keseimbangan gerak tubuh, dan sarana rileks dan
relaksasi yang menyenangkan dan ini juga sangat bermanfaat untuk melatih keberanian, percaya diri, komunikasi dan kepedulian dalam sebuah team.
Proses tujuan komunikasi tidak lepas dari bagaimana komuniaksi ini adalah akhir dari Solusi sebuah masalah apapun. Tanpa ada komunikasi, tujuan sebuah orgnaisasi tidak aka nada. Maka dari itu gunakankan komunikasi sebagai langkah awal dalam emabngun keharmonisan dan kebersamaan, baik komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebuah organisasi yang sehat dapat berkembang dan dapat terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan organisasi, pembangunan kapasitas (capacity building) sumber daya manusia atau di sebut SDM menjadi hal yang mutlak harus berjalan dengan baik. Sudahkah kita memiliki itu semua dalam membangun team yang sehat ? Pembentukan dan pengembangan kapasitas merupakan suatu proses yang dilaksanakan pada tiga level/tingkatan, yaitu individu, kelompok dan institusi atau organisasi, dan bertujuan untuk menjamin kesinambungan organisasi melalui pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang bersangkutan. Pencapaian tujuan komunikasi adalah bagaiaman kita memiliki efek kognitif ( Pengetahuan), efek afektif ( Emosi / Perasaan) dan efek behavioral (Perubahan Perilaku ) karena tanpa adanya komponen dalam komunikasi yaitu komunikator, pesan , komunikan maka jika salah satu ketiga komponen tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsug. Namun tidak berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu mutlak harus ada pada proses komunikasi, baik itu komunikasi antarpesonal, komunikasi kelompok dan massa. Dengan adanya pembekan dan pelatihan yang diberikan dalam capacity building diharapkan sumber daya manusia atau SDM akan di proses menjadi seorang creator, coceptor, mediataor dan problem solver dalam lingkungan kerjanya atau lingkungan dimana saja berada.
Oleh: Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI